Ketika Nilai Pancasila dimulai dari Keluarga dan Media Digital: Sebuah Refleksi Achmad Zuhri. M.I.Kom.
Bantul – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan di tengah masyarakat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan pada Jumat, 4 Juli 2025. Bertempat di Pendopo Kepanewon Banguntapan, Bantul, kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat.
Acara dibuka oleh Panewu Banguntapan, I Nyoman Gunarsa. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya masyarakat untuk senantiasa belajar Pancasila secara berkelanjutan. “Setiap zaman membawa tantangannya sendiri. Karena itu, masyarakat perlu terus memaknai dan mengamalkan Pancasila sesuai dengan konteks zamannya,” ujar Nyoman.
Sejumlah narasumber hadir dalam kegiatan ini, antara lain:
- D. Radjud Sukasworo, anggota DPRD Provinsi DIY
- Achmad Zuhri, alumni Lemhannas RI angkatan 218 sekaligus dosen dan juga sekretaris program studi Media dan Komunikasi Program Magister, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
- Kompol Leonisya dari Ditbinmas Polda DIY
- Sihono, Direktur Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat
Dalam pemaparannya, D. Radjud Sukasworo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama antara Kesbangpol DIY dan DPRD Provinsi DIY untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ideologi negara. “Tujuan kita adalah membentuk masyarakat yang cinta Pancasila dan mampu hidup harmonis di tengah keberagaman,” ujarnya.
Achmad Zuhri yang merupakan dosen dan sekretaris program studi Media dan Komunikasi Program Magister, dalam materinya menekankan pentingnya peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. “Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak dalam mengenal nilai kebangsaan. Menjadi keluarga yang maslahat artinya menghadirkan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar,” tegas Zuhri. Ia juga menambahkan bahwa literasi komunikasi publik yang berakar pada nilai-nilai Pancasila sangat penting di era digital. “Komunikasi berbasis nilai kebangsaan adalah kunci membangun ruang digital yang sehat dan inklusif,” tambahnya.
Sementara itu, Kompol Leonisya mengajak seluruh peserta untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), sekaligus menjadi agen kerukunan sosial. “Kita semua punya peran dalam menjaga kondusivitas lingkungan,” ujarnya.
Sebagai penutup sesi, Sihono dari PWI Pusat memberikan pelatihan langsung kepada peserta tentang cara membuat konten kreatif yang menyuarakan nilai-nilai Pancasila. Ia mendorong masyarakat untuk aktif di media sosial dengan membawa pesan-pesan kebangsaan yang positif dan membangun.
Acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Padamu Negeri” secara bersama-sama, sebagai bentuk penghormatan dan komitmen terhadap tanah air. Seluruh peserta kemudian melakukan sesi foto bersama sebagai penanda berakhirnya kegiatan yang penuh semangat kebangsaan tersebut.