Dr. Fatma Dian Pratiwi Soroti Bahaya Mis/Dis/Mal Informasi Berbasis AI dalam Siaran Digital
YOGYAKARTA – Ketua Program Studi Media dan Komunikasi Program Magister UIN Sunan Kalijaga, Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si, tampil sebagai pembicara utama dalam kegiatan KPID Goes to Campus bertajuk “Siaran Berperadaban: Mengurai Konten dan Etika di Era Digital”, yang digelar di Ruang Interaktif Center FISHUM, Rabu (10/9/2025). Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY dan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam sesi diskusi, Dr. Fatma secara khusus mengangkat isu krusial seputar ancaman misinformasi, disinformasi, dan malinformasi (MDM) yang kini semakin diperparah oleh kemunculan kecerdasan buatan (AI) dalam proses produksi dan distribusi konten media.
“Kecanggihan AI bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi memberi efisiensi dalam produksi media, namun di sisi lain, membuka celah besar bagi penyebaran disinformasi yang dikemas secara sangat meyakinkan, bahkan nyaris tanpa bisa dibedakan dari kebenaran,” ujarnya.
Dalam konteks tema besar Siaran Berperadaban, Dr. Fatma mengajak mahasiswa dan praktisi media untuk memperkuat kesadaran etika dalam penggunaan teknologi digital, terutama dalam praktik penyiaran yang kini beririsan langsung dengan ekosistem media sosial, algoritma platform, hingga konten yang dihasilkan oleh mesin.
Bersama dua narasumber lainnya—Ledil Izzah, S.H.I., M.Pd.I. (Komisioner KPID DIY Bidang Pengawasan Isi Siaran) dan Yonantha Chandra Premana (General Manager Operasional StarFM)—diskusi berlangsung interaktif dengan fokus pada tantangan penyiaran modern, seperti:
Ketimpangan regulasi terhadap perkembangan teknologi,
Persaingan ketat dengan media digital dan layanan streaming,
Serta upaya menjaga relevansi konten lokal di tengah arus globalisasi.
Dr. Fatma juga menekankan bahwa literasi digital tidak cukup hanya memahami teknologi, namun juga harus disertai pemahaman mendalam tentang dampak sosial, budaya, dan politik dari penyebaran konten berbasis AI, termasuk bagaimana hal itu mempengaruhi persepsi publik dan kualitas demokrasi.
“Tanpa etika, teknologi justru bisa menjauhkan media dari fungsinya sebagai penyalur informasi yang mencerahkan,” tambahnya.
Program KPID Goes to Campus sendiri merupakan upaya membangun ekosistem penyiaran yang berintegritas melalui literasi media, khususnya di kalangan mahasiswa sebagai generasi yang paling terdampak dan paling aktif di ruang digital.
Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, menegaskan pentingnya pembekalan literasi digital yang komprehensif agar mahasiswa mampu menyaring informasi secara kritis dan tidak mudah terjebak dalam arus informasi palsu.
Sementara itu, Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga, Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si, menambahkan bahwa etika digital menjadi pondasi utama dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan di era di mana batas antara realitas dan dunia maya semakin kabur.