Dr. Rama Kertamukti Tegaskan Pentingnya Etika Komunikasi Publik dalam Era Kekacauan Informasi
YOGYAKARTA – Dalam rangka memperingati Dies Natalis Dua Dekade Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga, kegiatan Orasi Ilmiah digelar pada Kamis, 11 September 2025, bertempat di Conference Room FISHUM Lantai 1. Mengangkat tema besar “Humaniora di Era Digital: Membangun Jembatan Kultural dan Intelektual,” acara ini menjadi ruang reflektif sekaligus afirmatif bagi sivitas akademika untuk menegaskan peran kajian humaniora dalam menghadapi tantangan zaman.
Salah satu orator yang menjadi sorotan adalah Dr. Rama Kertamukti, M.Sn, dosen Program Studi Media dan Komunikasi Program Magister dan juga Wakil Dekan III Bidang Kerja Sama dan Kemahasiswaan FISHUM. Dalam orasinya yang berjudul “Mengurai Hoaks, Disinformasi, dan Etika Komunikasi Publik di Tengah Kekacauan Informasi,” Dr. Rama menyampaikan bahwa masyarakat hari ini tengah berada dalam situasi yang ia sebut sebagai "kekacauan informasi"—sebuah kondisi di mana kebenaran dan kebohongan saling tumpang tindih, diperparah oleh kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu mereproduksi informasi secara cepat namun tidak selalu akurat.
Menurutnya, perkembangan digital membawa tantangan serius bagi komunikasi publik. Hoaks dan disinformasi kini tidak hanya menyebar melalui kanal informal, tetapi juga kerap tampil dalam kemasan profesional yang sulit dikenali. Oleh karena itu, etika komunikasi publik menjadi kunci penting untuk menjaga integritas informasi, dan di sinilah peran ilmu humaniora menjadi sangat relevan. Humaniora, jelasnya, menawarkan pendekatan yang lebih mendalam dalam memahami konteks sosial, kultural, dan moral dari praktik komunikasi di era digital.
Selain Dr. Rama, dua orator lain juga turut memberikan kontribusi ilmiah yang memperkaya diskusi lintas disiplin. Prof. Dr. Nurus Sa’adah, M.Si., Psikolog, dari Program Studi Psikologi, membahas dinamika psikologis masyarakat digital serta tantangan kesejahteraan mental akibat paparan informasi yang berlebihan. Sementara itu, Dr. Phil. Ahmad Norma Permata dari Program Studi Sosiologi mengangkat isu perubahan sosial akibat digitalisasi dan bagaimana masyarakat membentuk kembali relasi sosial melalui platform daring.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si., selaku Dekan FISHUM, yang dalam sambutannya menekankan bahwa digitalisasi tidak bisa dihindari, namun harus diimbangi dengan penguatan nilai-nilai etik, kultural, dan intelektual agar perubahan yang terjadi tetap berpijak pada nilai kemanusiaan.
Dengan semangat dua dekade, orasi ilmiah ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali posisi humaniora sebagai jembatan antara teknologi dan nilai, serta sebagai fondasi dalam membangun masyarakat digital yang lebih kritis, beradab, dan bertanggung jawab.