Magister Media dan Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Gelar Kuliah Umum “The Future of Communication Science: Trust or Truth?”
Yogyakarta – Jumat (10/10/2025), Program Magister Media dan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “The Future of Communication Science: Trust or Truth?” di Interactive Center FISHUM. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda akademik penting yang menghadirkan diskusi kritis tentang arah masa depan ilmu komunikasi di tengah perubahan sosial dan teknologi yang semakin cepat.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II FISHUM, Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran narasumber dan para peserta. Menurutnya, kuliah umum seperti ini penting untuk menjaga relevansi keilmuan komunikasi agar tetap adaptif terhadap dinamika zaman. “Kita beruntung sekali Prof. Iswandi bisa hadir di tengah-tengah kita, membersamai mahasiswa untuk mendiskusikan masa depan ilmu komunikasi,” ujarnya.
Turut memberikan sambutan Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si., selaku Kaprodi Magister Media dan Komunikasi. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa isu kepercayaan (trust) dan kebenaran (truth) dalam komunikasi tidak sekadar konsep teoretis, tetapi juga menjadi tantangan etis bagi para akademisi dan praktisi komunikasi. “Kita sedang hidup di masa ketika batas antara kebenaran dan opini makin kabur. Karena itu, tugas kita sebagai insan akademik adalah terus merawat nalar kritis, memperjuangkan integritas, dan menempatkan komunikasi sebagai ruang bagi kebenaran,” jelasnya.
Kuliah umum ini menghadirkan Staff Ahli Bidang Kelembagaan Agama Kementrian Agama RI, Prof. Dr. Iswandi Syahputra, M.Si., yang juga seorang Guru Besar Ilmu Komunikasi yang telah lama meneliti tentang wacana media, komunikasi politik, dan budaya digital. Dalam paparannya, Prof. Iswandi mengajak peserta untuk merefleksikan pergeseran paradigma komunikasi dari era modern ke era pascakebenaran. Menurutnya, dunia kini tengah menghadapi krisis epistemik, di mana informasi mudah diakses tetapi sulit diverifikasi. “Ilmu komunikasi di masa depan tidak cukup hanya mengandalkan kecepatan menyampaikan pesan. Ia harus kembali ke substansi: bagaimana komunikasi menjadi jembatan bagi kebenaran, bukan sekadar alat untuk membentuk persepsi,” tutur Prof Iswandi yang juga merupakan salah satu staff pengajar Prodi Magister Media dan Komunikasi.
Beliau juga menyoroti tantangan dunia akademik komunikasi yang sering kali terjebak dalam pusaran teknologi dan algoritma, hingga lupa pada nilai-nilai dasar kemanusiaan. “Jika kita kehilangan kepercayaan publik, maka seluruh bangunan komunikasi akan runtuh. Karena itu, komunikasi harus kembali berorientasi pada nilai, bukan sekadar efek,” tambahnya dengan tegas.
Sesi diskusi yang dipandu oleh Durrotul Masudah, M.A., berlangsung dinamis dan inspiratif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar bagaimana teori komunikasi dapat berperan dalam mengembalikan trust publik terhadap media, serta bagaimana lembaga pendidikan tinggi dapat mempersiapkan generasi komunikator yang berintegritas. Diskusi ini memperlihatkan bahwa mahasiswa tidak hanya antusias, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap tantangan sosial yang dihadapi dunia komunikasi saat ini.
Kegiatan ini menjadi ruang pertemuan antara akademisi, mahasiswa, dan praktisi dalam melihat ulang arah perkembangan ilmu komunikasi. Dengan pendekatan lintas perspektif, kuliah umum ini menegaskan bahwa masa depan komunikasi tidak hanya berbicara tentang teknologi dan inovasi, melainkan juga tentang etika, tanggung jawab sosial, dan keberpihakan pada kebenaran.
Melalui kegiatan ini, Magister Media dan Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga kembali menunjukkan komitmennya sebagai ruang akademik yang kritis dan reflektif terhadap perubahan zaman. Program studi ini terus berupaya mengembangkan kajian komunikasi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan semangat tersebut, kuliah umum ini bukan hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga panggilan moral bagi setiap insan komunikasi untuk menjaga makna sejati dari kebenaran dan kepercayaan dalam dunia yang semakin kompleks.